Minggu, Juni 15, 2008

Kupang 2008

Rabu 11 Juni 2008
Perhatian kepada seluruh penumpang Lion Air dengan nomor penerbangan JT-696, dalam beberapa saat lagi kita akan segera mendarat di Bandara El Tari Kupang. Para penumpang harap duduk di kursi dan mengencangkan sabuk keselamatan ...
Jam menunjukkan pukul 22.10 WIB, berarti 23.10 WITA. Kalimat yang disampaikan oleh pramugari tadi seolah-olah membawaku ke masa 2,5 tahun yang lalu pada akhir November 2005. Saat itu aku pertama kali menginjakkan kaki di Kupang. Suasana hati yang campur aduk antara sedih karena meninggalkan keluarga dan istri yang baru dinikahi 2 minggu sebelumnya, senang karena bisa mengunjungi pulau yang selama ini hanya bisa dilihat dalam peta, kosong karena entah kapan bisa kembali ke rumah, dan lain-lain. Pandangan mataku tertuju pada kerlipan lampu-lampu kota di bawah sana yang seakan-akan hendak mengatakan, "Selamat datang kembali!". Terngiang-ngiang slogan Kupang = Kumpul Uang untuk PulANG hehehe...
Kedatangan kali ini kembali diliputi berbagai perasaan. Perasaan sedih yang dulu pernah hinggap kini berganti dengan perasaan haru karena begitu banyak kenangan di kota ini. Selebihnya adalah rasa kangen bertemu teman seperjuangan sesama perantau.
Setelah turun dari pesawat, angin kencang menerpa badan Hmmm... sekarang adalah 'musim dingin' di Kupang, artinya adalah sekarang musimnya angin kencang yang sering menyebabkan badai dan gelombang laut, debu-debu beterbangan, pohon-pohon dan rerumputan masih hijau menutupi karang, dan waktu yang salah untuk memancing di laut. Dari ruang tunggu kedatangan, kulihat Pak Julianto dan Pak Arief sudah menunggu. Jabatan tangan yang erat dan senyum hangat sudah cukup menunjukkan bahwa kami memiliki hubungan yang lebih dari sekadar rekan kerja. Malam itu ditutup dengan makan di Persada dan tidur di Kristal. Arrrgghh... trus zzzzzz....

Kamis 12 Juni 2008

Hari itu aku mengadakan pertemuan dengan beberapa pejabat Pemkot Kupang yang dilanjutkan dengan meninjau beberapa lokasi proyek. Tidak ada yang luar biasa, hampir sama dengan rutinitas yang biasa kulalui setiap bulan ketika berkunjung ke daerah. Kecuali berita tentang 'menghilangnya' mantan orang nomor satu di birokrasi setelah kalah dalam pilkda beberapa waktu lalu. Hmmm... politik kembali memakan korban.
Sore hari aku menyempatkan diri jalan-jalan ke pantai Lasiana, pantai yang cukup eksotis. Terakhir aku ke sana bersama istrikut sekitar bulan Februari 2006. Tidak ada yang berubah. Suasananya sama seperti dulu. Tetapi kekagumanku akan ciptaan-Nya tidak berubah. Subhaanallaah, Maha Suci Allah yang telah menjadikan alam ini indah dan menjadikan diriku dapat menikmati keindahannya. Semoga aku senantiasa menjadi hamba yang bersyukur.

Jumat 13 Juni 2008

Pertemuan kali ini sangat berkesan. Dimulai dari pertemuan dengan rekan-rekan Kanwil XXII Ditjen Perbendaharaan (yang semakian ga ada kerjaan), lalu dengan saudara seperjuangan di Pesantren Mahasiswa Elfata. Senyum dan harapan masih terlihat di wajah mereka. Para asatidz yang senantiasa giat berda'wah di tengah segala keterbatasan dan suara minoritas dengan penuh semangat dan keikhlasan, selalu menjadi pemacu semangatku. Acara hari itu kembali ditutup dengan acara makan malam di restoran baru di pinggir Teluk Kupang. Menunya adalah cumi bakar, ikan bakar, sup asparagus, udang bakar, lele dumbo goreng ... hmmm ... mak nyussss. Pak Bondan sekali-kali mesti datang ke Kupang. Eh ... kayanya enak ya jadi Pak Bondan, jalan-jalan, makan-makan, gratis, malah dibayar.

Sabtu 18 Juni 2008

Perlahan-lahan pesawat menuju take off position dan akan segera meninggalkan Bandara El Tari Kupang. Kulihat kembali momen-momen yang sempat kuabadikan dalam kamera selama 4 hari berada di Kupang. Hmmm... sampai bertemu lagi saudaraku semua. Kalian bersama kota ini telah menempati ruang khusus dalam hati ini.



I miss that town
I miss the faces
You can't erase
You can't replace it
I miss it now
I can't believe it
So hard to stay
Too hard to leave it

If I could relive those days
I know the one thing that would never change

Every memory of looking out the back door
I had the photo album spread out on my bedroom floor
It’s hard to say it
Time to say it
Goodbye, goodbye
Every memory of walking out the front door
I found the photo of the friend that I was looking for
It's hard to say it
Time to say it
Goodbye, goodbye

0 komentar: