Rabu, Agustus 22, 2007

Bingung...


Saat ini saya lagi bingung nih. Daftar bingung:
  1. Bingung milih lokasi rumah. Sebabnya kurang nguasai Jabodetabek
  2. Bingung milih KPR. Sebabnya kurang ngerti KPR
  3. Bingung milih harga rumah. Sebabnya keinginan ga sesuai kemampuan
Solusi :
  1. Lagi aktif nyari referensi ke siapa aja
  2. Nanya2 ke bank
  3. Nabung
Ada yang bisa bantu...

Minggu, Agustus 19, 2007

Persiapan Menjelang Ramadhan


Bagi umat Islam, Ramadhan bukan sekedar salah satu nama bulan Qomariyah, tapi dia memiliki makna tersendiri. Ramadhan bagi seorang muslim adalah rihlah dari kehidupan materialistis kepada kehidupan ruhiyah, dari kehidupan yang penuh dengan berbagai masalah keduniaan menuju kehidupan yang penuh tazkiyatus nafs (pembersihan jiwa) dan riyadhotur ruhiyah (olah rohani). Kehidupan yang penuh dengan amal taqarrub kepada Allah, mulai dari tilawah Al-Quran, menahan syahwat dengan shiyam, sujud dalam qiyamul lail, ber’itikaf di masjid, dan lain-lain. Semua ini dalam rangka merealisasikan inti ajaran dan hikmah puasa Ramadhan, yaitu agar kalian menjadi orang yang bertaqwa.

Allah Swt berfirman: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa (QS Al-Baqarah:183).

Ramadhan juga merupakan bulan latihan bagi peningkatan kualitas pribadi seorang muslim. Hal itu terlihat pada esensi puasa yakni agar manusia selalu dapat meningkatkan nilainya di hadapan Allah SWT dengan bertaqwa, disamping melaksanakan amaliyah-amaliyah positif yang ada pada bulan Ramadhan. Di antara amaliyah-amaliyah Ramadhan yang telah dicontohkan oleh Rasulullah Saw – baik itu amaliyah ibadah maupun amaliyah ijtima’iyah – adalah sebagai berikut:

Shiyam (puasa)

Amaliyah terpenting pada bulan Ramadhan tentu saja adalah shiyam (puasa), sebagaimana termaktub dalam firman Allah pada QS 2: 183-187. Di antara amaliyah shiyam Ramadhan yang diajarkan oleh Rasulullah Saw. adalah:

a. Berwawasan yang benar tentang puasa dengan mengetahui dan menjaga rambu-rambunya.

Puasa bukanlah sekedar tidak makan dan tidak minum, tapi ada rambu-tambu kehidupan yang harus ditaati sehingga puasa itu menjadi sarana tarbiyyah (pendidikan) menuju kehidupan yang bertaqwa kepada Allah Swt. Puasa seperti inilah yang bisa menghapus dosa seorang muslim, Rasulullah Saw bersabda:

Barangsiapa berpuasa Ramadhan kemudian mengetahui rambu-rambunya dan memperhatikan apa yang semestinya diperhatikan, maka hal itu akan menjadi pelebur dosa-dosa yang pernah dilakukan sebelumnya” (HR. Ibnu Hibban dan Al-Baihaqi).

  1. Tidak meninggalkan shiyam, walaupun sehari, dengan sengaja tanpa alasan yang dibenarkan oleh syariat Islam.

Puasa Ramadhan merupakan ibadah yang mesti ditunaikan, tanpa uzur syar’i (halangan yang bisa dibenarkan menurut syari’at), maka seorang muslim tidak boleh meninggalkan puasa. Ini merupakan dosa yang sangat besar sehingga tidak bisa ditebus meskipun seseorang berpuasa sepanjang masa, Rasulullah SAW bersabda : “Barangsiapa tidak puasa pada bulan Ramadhan sekalipun sehari tanpa alasan rukhshoh atau sakit, hal itu (merupakan dosa besar) yang tidak bisa ditebus bahkan seandainya ia berpuasa selama hidup” (HR.At-Turmudzi).

c. Menjauhi hal-hal yang dapat mengurangi atau bahkan menggugurkan nilai shiyam.

Puasa merupakan pendidikan untuk menahan diri dari hal-hal yang tidak benar, bila hal itu tidak bisa ditinggalkan, maka tidak ada nilai atau paling tidak berkurang nilai ibadah seseorang, Rasulullah Saw. pernah bersabda:

“Bukanlah (hakikat) shiyam itu sekedar meninggalkan makan dan minum, melainkan meninggalkan pekerti sia-sia (tak ternilai) dan kata-kata bohong” (HR.Ibnu Hibban dan Ibnu Khuzaimah).

Rasulullah Saw. juga pernah bersabda bahwa, “Barangsiapa yang selama berpuasa tidak juga meninggalkan kata-kata bohong bahkan mempraktekkannya, maka tidak ada nilainya bagi Allah apa yang ia sangkakan sebagai puasa, yaitu sekedar meninggalkan makan dan minum” (HR.Bukhori dan Muslim).

d. Bersungguh-sungguh melakukan shiyam dengan menepati aturan-aturannya.

Ibadah puasa merupakan ibadah yang harus dilaksanakan dengan penuh kesungguhan sehingga apa yang menjadi ketentuannya bila dipatuhi, Rasulullah Saw. bersabda:

”Barangsiapa berpuasa Ramadhan dengan sepenuh iman dan kesungguhan, maka akan diampunkanlah dosa-dosa yang pernah dilakukan” (HR. Bukhori, Muslim dan Abu Daud).

e. Bersahur.

Bagi orang yang hendak berpuasa, disunnahkan untuk makan sahur pada saat sebelum tiba waktu subuh (fajar), sahur merupakan makanan yang berkah (Al-ghoda’ al-mubarok). Dalam hal ini Rasulullah pernah bersabda bahwa:

”Makanan sahur semuanya bernilai berkah, maka jangan Anda tinggalkan, sekalipun hanya dengan seteguk air. Allah dan para Malaikat mengucapkan salam kepada orang-orang yang makan sahur” (HR. Ahmad).

f. Ifthor.

Ketika waktu maghrib telah tiba, yakni saat matahari telah terbenam, maka saat itulah waktu berbuka sehingga sangat ditekankan kepada orang yang berpuasa untuk segera berbuka puasa. Rasulullah pernah menyampaikan bahwa salah satu indikasi kebaikan umat manakala mereka mengikuti sunnah dengan mendahulukan ifthor dan mengakhirkan sahur. Sabda Rasulullah Saw:

“Sesungguhnya termasuk hamba Allah yang paling dicintai oleh-Nya ialah mereka yang bersegera berbuka puasa” (HR. Ahmad dan Tirmidzi).

Bahkan beliau mendahulukan ifthor walaupun hanya dengan ruthob (kurma mengkal), atau tamr (kurma) atau air saja (HR. Abu Daud dan Ahmad).

g. Berdoa.

Sesudah menyelesaikan ibadah puasa dengan berifthor, Rasulullah Saw. sebagaimana yang beliau lakukan sesudah menyelesaikan suatu ibadah, dan sebagai wujud syukur kepada Allah, beliau membaca do’a sebagai berikut:

عن انس قال كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا أفطر قال : بسم الله اللهم لك صمت وعلى

رزقك أفطر ت. وزاد ابن عباس وقال : فتقبل مني إنك انت السميع العليم. وعن ابن عمر

قال كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا افطر قال : ذهب الظمأ وابتلـت العروق وثبت

الاجر إنشاء الله

Rasulullah bahkan mensyariatkan agar orang-orang yang berpuasa banyak memanjatkan do’a, sebab do’a mereka akan dikabulkan oleh Allah. Dalam hal ini beliau pernah bersabda bahwa,

Ada tiga kelompok manusia yang do’anya tidak ditolak oleh Allah. Yang pertama ialah do’a orang-orang yang berpuasa sehingga mereka berbuka” (HR.Ahmad dan Turmudzi).

Tilawah (membaca) Al-Quran

Ramadhan adalah bulan diturunkannya Al-Quran (QS 2: 185). Pada bulan ini malaikat Jibril pernah turun dan menderas Al-Quran dengan Rasulullah Saw. (HR. Bukhari). Maka tidak aneh jika Rasulullah Saw. lebih sering membacanya pada bulan Ramadhan.

Iman Az-Zuhri pernah berkata, ”Apabila datang Ramadhan maka kegiatan utama kita (selain shiyam) ialah membaca Al-Quran”. Hal ini tentu saja dilakukan dengan tetap memperhatikan tajwid dan esensi dasar diturunkannya Al-Quran untuk ditadabburi, dipahami, dan diamalkan (QS Shod: 29).

Ith’am Ath-Tho’am (memberikan makanan dan shadaqah lainnya)

Salah satu amaliyah Ramadhan Rasulullah ialah memberikan ifthor (santapan berbuka puasa) kepada orang-orang yang berpuasa. Seperti sabda beliau: “Barangsiapa yang memberi ifthor kepada orang-orang yang berpuasa, maka ia mendapat pahala senilai pahala orang yang berpuasa itu, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa tersebut” (HR. Turmudzi dan An-Nasa’I).

Memberikan makan dan sedekah selama bulan Ramadhan ini bukan hanya untuk keperluan ifthor melainkan juga untuk segala kebajikan. Rasulullah yang dikenal dermawan dan penuh peduli terhadap nasib umat, pada bulan Ramadhan kedermawanannya dan keperduliannya tampil lebih menonjol, kesigapan beliau dalam hal ini bahkan dimisalkan sebagai ‘lebih cepat dari angin” (HR.Bukhori).

Memperhatikan Kesehatan

Shaum termasuk kategori ibadah mahdhah (murni). Sekalipun semikian agar nilai maksimal ibadah puasa dapat diraih, Rasulullah justru mencontohkan kepada umat agar selama berpuasa tetap memperhatikan kesehatan. Hal ini terlihat dari beberapa peristiwa di bawah ini :

1. Menyikat gigi dengan siwak (HR. Bukhori dan Abu Daud).

2. Berobat seperti dengan berbekam (Al-Hijamah) seperti yang diriwayatkan Bukhori dan Muslim.

3. Memperhatikan penampilan, seperti pernah diwasiatkan Rasulullah SAW kepada sahabat Abdullah ibnu Mas’ud RA, agar memulai puasa dengan penampilan baik dan tidak dengan wajah yang cemberut. (HR. Al-Haitsami).

Memperhatikan Harmoni Keluarga

Sekalipun puasa adalah ibadah yang khusus diperuntukkan kepada Allah, yang memang juga mempunyai nilai khusus di hadapan Allah, tetapi agar hal tersebut di atas dapat terealisir dengan lebih baik, maka Rasulullah justru mensyari’atkan agar selama berpuasa umat tidak mengabaikan harmoni dan hak-hak keluarga. Seperti yang diriwayatkan oleh istri-istri beliau, Aisyah dan Ummu Salamah RA, Rasulullah adalah tokoh yang paling baik untuk keluarga, dimana selama bulan Ramadhan tetap selalu memenuhi hak-hak keluarga beliau. Bahkan ketika Rasulullah berada dalam puncak praktek ibadah shaum yakni I’tikaf, harmoni itu tetap terjaga.

Memperhatikan Aktivitas Da’wah dan Sosial

Kontradiksi dengan kesan dan perilaku umum tentang berpuasa, Rasulullah SAW justru menjadikan bulan puasa sebagai bulan penuh amaliyah dan aktivitas positif. Selain yang telah tergambar seperti tersebut di muka, beliau juga aktif melakukan da’wah, kegiatan sosial, perjalanan jauh dan jihad. Dalam sembilan kali Ramadhan yang pernah beliau alami, beliau misalnya melakukan perjalanan ke Badr (th. 2 H), Mekkah (th. 8 H) dan ke Tabuk (th.9H), mengirimkan 6 sariyah (pasukan jihad yang tidak secara langsung beliau ikuti/pimpin), melaksanakan pernikahan putrinya (Fathimah) dengan Ali RA, menikahi Hafsah dan Zainab RA, meruntuhkan berhala-berhala Arab seperti Lata, Manat dan Suwa’, meruntuhkan masjid Adh-Dhiror, dll.

Qiyam Ramadhan (Shalat Tarawih)

Diantara kegiatan ibadah Rasulullah selama bulan Ramadhan ialah ibadah qiyam al-lail (shalat Tarawih) yang dilakukan bersama dengan para sahabat. Disaat Rasulullah khawatir akan diwajibkannya sholat tarawih secara berjamaah, akhirnya beliau tidak melakukannya sepanjang ramadhan (HR.Bukhari dan Muslim). Pada saat Rasulullah SAW sholat tarawih berjamaah bersama sahabat, banyak riwayat menyebutkan bahwa beliau sholat 11 rakaat dengan bacaan-bacaan yang panjang (HR.Bukhari dan Muslim). Tetapi disaat kekhawatiran akan diwajibkannya sholat tarawih tidak ada lagi, kita dapati riwayat-riwayat lain, juga dari Umar bin Khattab menyebutkan jumlah rakaat sholat tarawih adalah 21 atau 23 rakaat (HR.Abdur Rozzaq dan Baihaqi).

Menyikapi perbedaan rakaat ini, mari kita simak paparan salah seorang tokoh dibidang ilmu hadits, Ibnu Hajar al Asqolani as Syafi’I, beliau mengatakan : Beberapa riwayat yang sampai kepada kita tentang jumlah raka’at sholat tarawih menyiratkan ragam sholat sesuai dengan keadaan dan kemampuan masing-masing. Kadang ia mampu melaksanakan sholat 11 rakaat, kadang 21 dan terkadang 23 rakaat, tergantung semangat dan antusiasmenya masing-masing. Dahulu mereka sholat 11 rakaat dengan bacaan yang panjang sehingga mereka bertelekan dengan tongkat penyangga, sedangkan mereka yang sholat 21 atau 23 raka’at, mereka membaca bacaan-bacaan yang pendek dengan tetap memperhatikan masalah thuma’ninah, sehingga tidak membuat mereka sulit.

8. I’tikaf

Di antara amaliyah sunnah yang selalu dilakukan Rasulullah pada bulan ramadhan adalah I’tikaf, yakni berdiam diri di masjid dengan niat beribadah kepada Allah. Abu Sa’id al Khudri meriwayatkan bahwa Rasulullah pernah melakukan I’tikaf pada awal ramadhan, pertengahan dan paling sering pada 10 hari terakhir bulan ramadhan. Ibadah yang penting ini sering dianggap berat oleh kaum muslimim, sehingga banyak yang tidak melakukannya.

Tidak aneh kalau Imam az-Zuhri berkomentar, “Aneh benar keadaan orang Islam, mereka meninggalkan I’tikaf, padahal Rasulullah tidak pernah meninggalkannya sejak beliau datang ke Madinah sampai beliau wafat.”

9. Lailatul Qadar

Selama bulan ramadhan terdapat satu malam yang sangat berkah, yang populer dengan sebutan lailatul qadar, malam yang lebih berharga dari seribu bulan (QS Al Qodr:1-5). Rasulullah tidak pernah melewatkan bulan ramadhan untuk meraih lailatul qodr terutama pada malam-malam ganjil pada 10 hari terakhir bulan ramadhan (HR.Bukhari dan Muslim).

Rasulullah Saw. bersabda, “Barangsiapa yang sholat pada malam lailatil qodr berdasarkan iman dan ihtissab, maka Allah akan mengampunkan dosa-dosanya yang telah lalu” (HR.Bukhari dan Muslim).

Ketika kita mendapatkannya, Rasulullah Saw.mengajarkan kita untuk membaca doa berikut:

اللهم إنك عفو تحب العفو فا عف عنى

10. Umrah

Umrah pada bulan ramadhan juga sangat baik dilaksanakan, karena akan mendapatkan pahala yang berlipat-lipat, sebagaimana yang disebutkan dalam hadits Rasulullah kepada seorang wanita dari Anshor yang bernama Ummu Sinan,

“Agar apabila datang bulan Ramadhan, hendaklah ia melakukan umrah, karena nilainya setara dengan haji bersama Rasulullah Saw”(HR.Bukhari dan Muslim).

11. Zakat Fithrah

Zakat Fithrah dibayar pada hari-hari terakhir ramadhan. Ia merupakan kewajiban yang harus dipenuhi oleh seluruh komponen umat Islam, baik laki-laki maupun perempuan, dewasa maupun anak-anak. (HR.Bukhari dan Muslim).

Zakat fithrah ini dibayarkan dengan tujuan untuk menyucikan orang yang melaksanakan puasa dan untuk membantu kaum fakir miskin. (HR.Abu Dawud dan Ibnu Majah).

12. Ramadhan bulan taubat menuju fithrah

Selama sebulan penuh, umat Islam berlomba kembali kepada Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Pengampun. Allah mengatakan bahwa Dia setiap malam bulan ramadhan membebaskan banyak hamba-Nya dari api neraka (HR.Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Oleh sebab itu, ramadhan adalah kesempatan emas agar ketika mereka selesai melaksanakan ibadah puasa, mereka benar-benar kembali kepada fithrahnya.

PANDUAN QIYAM RAMADHAN DAN SHALAT TARAWIH

Qiyam Ramadhan dan Sholat Tarawih adalah salah satu ibadah yang dianjurkan Rasulullah SAW, tetapi terkadang pelaksanaannya dapat mengganggu ukhuwwah Islamiyah, karena terdapat perbedaan pada beberapa hal. Oleh karena itu kami membuat panduan ini agar umat Islam dapat memahami berbagai perbedaan tersebut dan tidak terjadi perselisihan yang dapat merusak Ukhuwwah Islamiyyah.

1. Anjuran Melaksanakan Qiyam dan Tarawih di Bulan Ramadhan.

Merupakan anjuran Nabi SAW menghidupkan malam ramadhan dengan memperbanyak sholat. Hal itu dapat terpenuhi dengan mendirikan Tarawih disepanjang malam ramadhan. Fakta adanya pemberlakuan sholat Tarawih secara turun temurun sejak Nabi SAW hingga sekarang merupakan dalil yang tidak dapat dibantah kebenarannya. Oleh karena itu para ulama sepakat bahwa sholat tarawih itu disyariatkan. Rasulullah SAW bersabda :

عن أبى هريرة قال كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يرغب فى قيام رمضان من غير أن يأمرهم بعزيمة ويقول من قام رمضان إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه (متفق عليه)

“Dari Abu Hurairah menceritakan, bahwa Nabi SAW sangat menganjurkan qiyam ramadhan dengan tidak mewajibkannya. Kemudian Nabi SAW bersabda, “Siapa yang mendirikan sholat di malam Ramadhan dengan penuh keimanan dan harapan maka ia iampuni dosa-dosa yang telah lampau” (Muttafaq alaih, lafadz Imam Muslim dalam shahihnya: 6/40).

2. Pemberlakuan Jamaah Shalat Tarawih

Pada awalnya sholat tarawih dilaksanakan Nabi Saw. dengan sebagian sahabat secara berjamaah di masjid Nabawi.Namun setelah berjalan tiga malam, Nabi Saw. membiarkan para sahabat melakukan tarawih secara sendir-sendiri. Hingga dikemudian hari , ketika Umar bin Khattab menyaksikan adanya fenomena sholat tarawih yang terpencar-pencar dalam masjid Nabawi, terbersit dalam hati Umar untuk menyatukannya sehingga terbentuklah sholat tarawih berjamaah yang dipimpim Ubay bin Kaab. Kisah ini terekam dalam hadits muttafaq alaih riwayat A’isyah (al Lu’lu’ wal marjan :436).

Dari sini mayoritas ulama menetapkan bahwa sholat tarawih secara berjamaah hukumnya sunnah. (Lihat Syarh Muslim oleh Nawawi:6/39).

3. Wanita Melaksanakan Tarawih

Pada dasarnya wanita lebih baik sholat di rumahnya, termasuk juga sholat tarawih. Namun jika tidak ke mesjid dia tidak berkesempatan atau tidak melaksanakannya maka kepergiannya ke mesjid untuk hal tersebut akan mempereoleh kebaikan yang sangat banyak. Pelaksanaannya tetap memperhatikan etika wanita ketika di luar rumah.

4. Jumlah Rakaat Tarawih

Dalam Riwayat Bukhari tidak menyebutkan berapa rakaat Ubay bin Kaab melaksanakan tarawih. Demikian juga riwayat Aisyah – yang menjelaskan tentang tiga malam Nabi Saw. mendirikan tarawih bersama para sahabat -- tidak menyebutkan jumlah rakaatnya, sekalipun dalam riwayat Aisyah lainnya ditegaskan tidak adanya pembedaan oleh Nabi Saw. tentang jumlah rakaat sholat malam baik didalam maupun di luar ramadhan. Namun riwayat ini nampak pada konteks yang lebih umum yaitu sholat malam. Hal itu terlihat pada kecenderungan ulama dalam menempatkan riwayat ini pada bab sholat malam secara umum. Misalnya Imam Bukhari meletakkannya pada Bab Sholat Tahajud, Imam Malik pada bab Sholat Witir Nabi Saw. (Lihat Fathul Bari 4/250; Muwattha’ dalam Tanwir Hawalaik:141).

Hal tersebut memunculkan perbedaan dalam jumlah rakaat Tarawih yang berkisar dari 11, 13, 21, 23, 36 bahkan 39 rakaat.

Akar persoalan ini sesungguhnya kembali pada riwayat-riwayat sebagai berikut:

a. Hadits Aisyah:

ما كان يزيد فى رمضان ولا فى غيره على إحدى عشرة

“Nabi tidak pernah melakukan sholat malam lebih dari 11 rakaat baik di bulan ramadhan maupun di luar ramadhan” (Al Fath: Ibid).

b. Imam Malik dalam Muwattha’nya meriwayatkan bahwa Umar bin Khattab menyuruh Ubay bin Kaab dan Tamim ad Dari untuk melaksanakan sholat tarawih 11 rakaat dengan rakaat-rakaat yang sangat panjang. Namun dalam raiwayat Yazid bin ar Rumman bahwa jumlah rakaat yang didirikan di masa Umar bin Khattab 23 rakaat (Al Muwattha’ dalam Tanwirul Hawalaik:138).

c. Imam at Tirmidzi menyatakan bahwa Umar dan Ali serta sahabat lainnya menjalankan sholat tarawih sejumlah 20 rakaat (selain witir). Pendapat ini didukung oleh ats Tsauri,Ibnu Mubarak dan ay Syafi’ie (Lihat Fiqh Sunnah : 1/195).

d. Bahkan di masa Umar bin Abdul Aziz kaum muslimin sholat tarawih hingga 36 rakaat ditambah witir tiga rakaat. Hal ini dikomentari Imam Malik bahwa masalah ini sudah lama menurutnya (al Fath: Ibid)

e. Imam asy Syafi’i dari riwayat az Za’farani mengatakan bahwa ia sempat menyaksikan umat Islam melaksanaka sholat tarawih di Madinah dengan 39 raka’at, dan di Makkah 33 rakaat, dan menurutnya hal tersebut memang memiliki kelonggaran (al Fath: Ibid)

Dari riwayat diatas jelas akar persoalan dalam jumlah rakaat tarawih bukanlah persoalan jumlah melainkan kualitas rakaat yang hendak didirikan. Ibnu Hajar berpendapat, “Bahwa perbedaan yang terjadi dalam jumlah rakaat tarawih muncul dikarenakan panjang dan pendeknya rakaat yang didirikan. Jika dalam mendirikannya dengan rakaat-rakaat yang panjang maka berakibat pada sedikitnya jumlah rakaat dan demikian sebaliknya.”

Hal senada juga diungkapkan oleh Imam asy Syafi’i, “Jika shalatnya panjang dan jumlah rakaatnya sedikit itu baik menurutku. Dan jika shalatnya pendek, jumlah rakaatnya banyak itu juga baik menurutku, sekalipun aku lebih senang pada yang pertama.” Selanjutnya beliau juga mengatakan bahwa orang yang menjalankan tarawih 8 rakaat dengan witir 3 rakaat dia telah mencontoh Nabi, sedangkan yang menjalankan tarawih dengan 23 mereka telah mencontoh Umar, generasi sahabat dan tabi’in.Bahkan menurut Imam Malik hal itu telah berjalan lebih dari ratusan tahun.

Hal yang sama juga diungkap oleh Imam Ahmad bahwa tidak ada pembatasan yang signifikan dalam jumlah rakaat tarawih melainkan tergantung panjang dan pendeknya rakaat yang didirikan (Lihat Ibnu Hajar dalam Fathul Bari 4/250 dst).

Imam az Zarqani mencoba menetralisir persoalan ini dengan menukil pendapat Ibnu Hibban bahwa tarawih pada mulanya 11 rakaat dengan rakaat yang sangat panjang, namun bergeser menjadi 20 rakaat (tanpa witir) setelah melihat adanya fenomena keberatan umat Islam dalam mendirikannya. Bahkan hingga bergeser menjadi 36 (tanpa witir) dengan alasan yang sama (Lihat Hasyiyah Fiqh Sunnah: 1/195).

Dengan demikian tidak ada alasan yang mendasar untuk saling berselisih karena persoalan jumlah rakaat sholat tarawih, apalagi menjadi sebab perpecahan umat yang bersatunya adalah sesuatu yang wajib. Jjika kita perhatikan dengan cermat maka yang menjadi konsensus dalam shalat tarawih adalah kualitas dalam menjalankannya dan bagaimana shalat tersebut benar-benar menjadi media komunikasi antara hamba dengan Rabb-nya lahir dan batin sehingga berimplikasi dalam kehidupan berupa ketenangan dan merasa selalu bersama-Nya dimana pun berada.

Cara Melaksanakan Sholat Tarawih

1. Dalam hadits Bukhari riwayat Aisyah menjelaskan bahwa cara Nabi Saw. dalam menjalankan sholat malam adalah dengan melakukan tiga kali salam, masing-masing terdiri dari 4 rakaat yang sangat panjang ditambah 4 rakaat yang panjang pula ditambah 3 rakaat sebagai penutup (Lihat Fathul Bari: Ibid).

2. Bentuk lain yang mendapatkan penegasan secara qauli dan fi’li juga menunjukkan bahwa sholat malam dapat pula dilakukan dua rakaat0dua rakaat dan ditutup satu rakaat. Ibnu Umar menceritakan bahwa seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah Saw. tentang cara Rasulullah Saw. mendirikan sholat malam, beliau menjawab : “sholat malam didirikan dua rakaat-dua rakaat, jika ia khawatir akan tibanya waktu subuh maka hendaknya menutup dengan satu rakaat. (Muttafaq alaih al-Lu’lu wal Marjan: 432). Hal ini ditegaskan fi’liyah (perbuatan) Nabi Saw. dalam hadits Muslim dan Malik ra (Lihat Syarh shahih Muslim 6/46-47, Muwattha’dalam Tanwir: 143-144).

3. Dari sini Ibnu Hajar menegaskan bahwa Nabi SAW terkadang melakukan witir/menutup sholatnya dengan satu rakaat dan terkadang menutupnya dengan tiga rakaat.

Demikianlah penjelasan seputar sholat tarawih dalam perspektif Islam semoga bermanfaat.

Rabu, Agustus 15, 2007

Mengenal Tsunami


Artikel ini diposting untuk lebih mengenal gelombang tsunami, sehingga kita lebih mengerti jenis gempa yang menimbulkan tsunami dan cara menyikapinya. Semoga tsunami tahun 2004 tidak pernah terjadi lagi.


Apa bedanya Tsunami dengan Gelombang Air lainnya?

Tsunami tidak seperti gelombang lainnya yang disebabkan oleh angin yang mungkin telah banyak kita amati di danau setempat atau pesisir pantai, dimana gelombang tsunami itu digolongkan sebagai “gelombang air dangkal” (shallow water waves) dengan jangka panjang dan panjang gelombang. Sebagai contoh; gelombang besar disebabkan angin yang terlihat di Pantai California, ditimbulkan oleh badai dari Samudra Pasifik dan secara berirama bergulung-gulung gelombang demi gelombang yang bisa mempunyai waktu 10 detik dengan panjang gelombang 150 m. Sebaliknya tsunami bisa mempunyai panjang gelombang lebih dari 100 km dan lamanya kira-kira 1 jam.

Sebagai akibat dari panjangnya “panjang gelombang”, maka tsunami bersifat seperti gelombang air dangkal. Suatu gelombang akan menjadi gelombang air dangkal jika perbandingan antara kedalaman air dengan panjang gelombangnya sangat kecil.

Gelombang air dangkal bergerak dengan kecepatan yang sama dengan akar kuadrat dari produk percepatan gravitasi (9,8 m/dt2) dan kedalaman air. Mari kita lihat yang berikut ini :

Di Samudra Pasifik, dimana tipikal kedalaman airnya sekitar 4000m, sebuah tsunami akan berjalan sekitar 200 m/dt, atau lebih dari 700 km/jam. Dikarenakan kecepatan dimana sebuah gelombang kehilangan energinya berhubungan secara terbalik dengan panjang gelombangnya, maka tsunami tidak hanya menyebar dengan kecepatan tinggi, tapi juga dapat berjalan dengan jarak jauh, melintasi samudra dengan kehilangan energi yang terbatas.

Apa yang Terjadi jika Tsunami Bertemu Daratan?

Ketika tsunami mendekati pantai, kita telah pelajari bahwa dia akan mulai menjadi lambat dan semakin tinggi. Seperti gelombang lainnya, tsunami mulai kehilangan energi sementara tsunami itu melaju ke pantai. Sebagian dari energi gelombang dipantulkan di lepas pantai, sementara energi gelombang yang menyebar ke arah pantai dihamburkan melalui pergesekan bagian dasar dan gerakan putaran. Meskipun telah kehilangan energi, tsunami mencapai pesisir pantai dengan jumlah energi yang masih sangat besar. Tsunami berpotensi besar untuk mengakibatkan erosi, merusak pantai berpasir yang bisa memakan waktu bertahun-tahun untuk mengembalikan pohon-pohon dan tumbuhan pantai lainnya. Karena mampu menggenangi atau membanjiri ratusan meter ke dalam daratan melampaui permukaan air setempat (di daratan), air yang bergerak cepat bersama-sama dengan tsunami yang menggenang bisa merusak rumah-rumah dan bangunan di pesisir lainnya.

Tsunami bisa mencapai satu ketinggian maksimum vertikal di daratan yang disebut “run up height” (kurang lebih berarti ketinggian sewaktu naik) setinggi 10, 20 bahkan sampai 30 meter.

Bagaimana gempabumi membangkitkan tsunami?

Tsunami bisa timbul jika dasar laut tiba-tiba rusak atau patah dan secara vertikal menggantikan air yang “melapisinya“ (berada di atasnya).

Gempa tektonik adalah jenis gempabumi khas yang berhubungan dengan kerusakan kerak bumi; jika gempa semacam ini terjadi di bawah laut , maka air yang berada diatas bagian yang rusak akan pindah dari posisi keseimbangannya. Gelombang terbentuk ketika kumpulan air yang pindah (yang terjadi karena pengaruh gravitasi) mencoba mendapatkan kembali posisi kesetimbangannya. Jika dasar laut dengan area yang luas terangkat atau turun, maka bisa terjadi tsunami.
Pergerakan vertikal yang besar dari kerak bumi bisa terjadi pada batas-batas bidang datar (pelat). Pelat yang berinteraksi sepanjang batas-batas ini disebut “faults”.

Sebagai contoh, disekitar batas-batas samudra pasifik pelat-pelat samudra yang lebih tebal selip (tergelincir) kebawah pelat kontinental dalam proses yang dikenal sebagai “subduction”. Gempa subduction secara khusus efektif untuk menimbulkan tsunami.

Apa yang harus dilakukan?

1. Banyak gempa yang menimbulkan tsunami (meski tidak semuannya). Jika anda mendengar ada gempabumi, akan terjadinnya keadaan darurat tsunami.

2. Suatu gempabumi didaerah anda secara alami merupakan peringatan akan terjadinnya tsunami. Jangan tinggal didaerah pesisir yang letaknya rendah setelah gempa kuat dirasakan.

3. Sebuah tsunami bukanlah gelombang tunggal, tapi merupakan rangkaian gelombang. Tinggallah diluar daerah bahaya sampai pernyataan “keadaan aman” dikeluarkan oleh pihak yang berwenang.

4. Menjelang tsunami kadang-kadang didahului oleh naik atau turunnya air di pesisir secara jelas. Hal ini merupakan peringatan alam akan adanya tsunami dan mesti diwaspadai.

5. Tsunami kecil yang terjadi di satu titik di pantai bisa menjadi sangat besar setelah beberapa mil dari sana. Jangan meremehkan tsunami yang berukuran kecil.

6. The Pacific Tsunami Warning Center ( Pusat Peringatan Tsunami di Pasifik) tidak mengeluarkan alarm/peringatan yang tidak benar jika suatu peringatan dikeluarkan , maka terjadilah tsunami. Tsunami pada bulan Mei 1960 membunuh 61 orang di Hilo, Hawaii, dan orang mengira itu “hanya satu lagi peringatan yang keliru”.

7. Seperti halnya angin topan, semua tsunami secara potensial berbahaya, meski bisa saja tidak merusak setiap garis pesisir yang dilandannya

8. Jangan pernah turun kepantai untuk memperhatikan tsunami ketika anda sudah dapat melihat gelombang, maka anda sudah terlalu dekat untuk dapa melepaskan diri dari gelombang tersebut. Jangan coba berselancar pada gelombang tsunami;tsunami tidak bergulung atau pecah seperti gelombang selancar.

9. Cepat atau lambat tsunami akan mengunjungi ; setiap garis pantai disamudra Pasific. Ini merupakan peringatan bagi anda jika anda tinggal di salah satu daerah pantai pasifik.

10. Selama suatu keadaan tsunami, pertahanan sipil setempat, polisi dan organisasi keadaan darurat lainnya akan berusaha menyelamatkan hidup anda. Berikan kerjasama anda sepenuhnya.


Apa arti tsunami?

Tsunami adalah kata bahasa Jepang denga terjemahannya “gelombang pelabuhan”. Diwakili dengan dua karakter yang diatas “tsu” berarti pelabuhan, sedangkan karakter bawah “nami” berarti “gelombang”.

Di masa lalu, tsunami kadangkala ditunjukkan sebagai”gelombang tidal” oleh masyarakat umum, dan sebagai “gelombang laut seismic” oleh masyarakat ilmiah. Istilah ‘gelombang tidal’ sebenarnya nama yang salah ; meskipun pengaruh tsunami terhadap garis pantai tergantung pada permukaan tidal pada waktu tsunami melanda, namun tsunami tidak ada hubunganya dengan pasang.

Pasang merupakan akibat ketidakseimbangan, pengaruh-pengaruh “extraterrestrial (dari luar bumi), gravitasi, bulan, matahari dan planet-planet.

Istilah “Seismic Sea Wave” (gelombang laut seismic) juga keliru. Seismic menunjukkan mekanisme hubungan yang berasal dari seputar gempa, tapi tsunami bisa juga disebabkan oleh peristiwa non – seismic, seperti longsor atau pengaruh meteorite/meteor,batu bintang.

Untuk data gempa di Pasifik, kebetulan saya memiliki software Slava Integrated Tsunami Database. Lumayan informatif dan gampang digunakan.

Selasa, Agustus 14, 2007

Pulau Rote



Ada yang pernah denger Pulau Rote? Kalo di peta, kadang-kadang ditulisnya Pulau Roti. Padahal nama yang bener adalah Rote, mungkin karena aksennya kali yaa. Saya mengunjungi Rote pada bulan Februari 2006.

Objek wisata yang menarik:
  1. Pantai Nemberala. Pantai yang (katanya) masuk top surfsite seperti Waikiki, Hawaii. Kebetulan beberapa minggu sebelum saya datang diselenggarakan semacam world series surfing championship. Memang anginnya kenceng banget, ombaknya gede, pasirnya putih bersih, pemandangannya indah, pokoknya Subhanallah. Foto di atas memperlihatkan saya yang sedang berjuan melawan kencangnya angin Nemberala.
  2. Tanjung Boa. Kalo di peta namanya Bua. Di sana (katanya) lokasi dimana angin bertiup paling kencang di Asia. Yang ngukur (katanya) insinyur Jepang. Dari Boa bisa keliatan Pulau Ndana yang jadi sengketa antara RI dengan Australi.
  3. Pantai Oesili. Ini juga lumayan bagus. Pernah nonton film the Beach? Ya, mirip2 itulah.
  4. Dll.
Kalo mau ke sana, datanglah pas musim panas, bulan Juli-September. Biasanya banyak bule2 bawa surfboard dan gelombang laut ga terlalu gede. Dari Jakarta/Surabaya naek pesawat ke Kupang, trus naek kapal cepat atw ferry ke Rote. Nah dari Rote, bisa milih mau kemana tuh. Soalnya objek wisatanya lumayan jauh dari ibukota Rote. Hotel dan resort cukup terjangkau. Nerima US dollar dan rupiah. Jangan lupa siapin uang secukupnya dan kartu ATM yang konek ke ATM Bersama. Soalnya di sana cuma ada ATM Bank NTT yang konek ke ATM Bersama. Ini pengalaman lho. Saya kehabisan uang dan terancam ga bisa pulang karena ga ada cukup uang untuk beli tiket kapal. Kebetulan ada orang baik yang mau minjemin saya uang.

Lumayanlah udah pernah ke tempat wisata yang bahkan ga banyak orang Indonesia yang tau tapi cukup terkenal di luar negeri. Jadi rada eksklusif kan? So, buat apa jauh2 ke luar negeri?

Menuju Rumah Impian


Semenjak kepindahan kami (kembali) ke Jakarta, hal yang sering menjadi perbincangan rutin kami adalah tentang rencana beli rumah. Memang, kantor saya sekarang kebetulan tidak punya instansi vertikal di daerah. Jadi kemungkinan untuk 'ditendang' ke berbagai pelosok NKRI cukup kecil. Kantor yang dulu mempunyai 30 kantor wilayah di berbagai provinsi dan 160-an kantor pelayanan di kabupaten/kota. Bayangin aja kalo tiap 3-5 tahun harus pindah ke berbagai daerah. Ketidakpastian itulah yang menunda kami membeli rumah.

Sekarang dengan masa depan yang rada 'pasti' (pengennya sih kantornya di Bandung dsk. aja) kami mulai berani mencari rumah, dengan dicicil tentunya. Lokasi yang menjadi sasaran kami adalah Bekasi dan Depok. Pertimbangan kami adalah harga, harga, harga, akses ke kantor, lingkungan, fasilitas, dsb. Foto di atas adalah salah satu rumah tipe 60/120 di Bekasi. Lumayan cocok sih, tapi harganya belum cocok. Padahal harga adalah 3 prioritas utama kami.
Jika ada rekan-rekan yang punya info rumah yang cocok dengan prioritas kami, bolehlah posting comment.

Senin, Agustus 13, 2007

Hati-hati dengan Tipi!!


KETIKA MASIH DI SD...
Saya inget ketika masih
Sekolah Dasar, saya biasa melewatkan sore hari setelah mandi dengan menonton tipi. Acara favorit saya tentu saja sama seperti anak-anak lainnya, yaitu nonton film kartun. Kartun kesukaan yang hampir tidak pernah saya lewatin adalah He-Man, Kura2 Ninja (yang barusan ada versi layar lebarnya, tapi seandainya saya sekarang masih SD dan nonton film itu, kayanya saya ga akan suka), Transformers (lagi-lagi barusan masuk bioskop, tapi yang ini saya pasti suka, keren euy), dan lain-lain. Orang tua saya tampaknya ga kuatir karena acara yang ditonton pun "kayanya" ga ada pengaruh jelek.
Abis nonton kartun, jadwal saya adalah ke musola dilanjutkan mengaji. Bukannya nyombong nih, kecil-kecil udah
diajarin baca kitab gundul. Saya katakan lagi nih, diajarin ya. Bukannya bisa. Tapi saya lumayan ngerti apa yang disampaikan ustadz karena beliau juga menerjemahkannya ke dalam basa Sunda yang justru kadang-kadang memakai kosakata yang tidak familiar di telinga saya. Saya di musola sampai Isya, dan langsung pulang ke rumah untuk makan malam.

KETIKA SMA
Di sinilah kebencian saya terhadap tipi dimulai. Diawali dengan maraknya sinetron hantu dan religius yang dibungkus mistis (sehingga ada kesan kalo agama itu selalu berhubungan dengan dunia klenik, mistik, ilmu ghaib, metafisika dibanding ngurusin maraknya maksiat). Diteruskan dengan sinetron percintaan remaja yang memang awalnya saya akui lumayan menghibur (kebetulan pas saya lagi puber he..he..). Tapi jadi menjengkelkan dan membosankan karena ceritanya itu-ituuu aja. Apalagi udah mulai ngejiplak serial luar negeri.
Selain itu, acara infotainment yang semakin menggerus tayangan bermutu. Jam tayangnya dari pagi, siang, sore dan malam hari. Bahasannya sama : kawin cerai, percintaan, pamer materi (sirik??hehe), dan ketenaran (lagi-lagi ngiri??). Saya semakin sulit membedakan mana sinetron mana dunia nyata. Semakin komplit deh ... ancurnya.

PRESENT DAY
Kalo ada yang liat kartun TIMUN yang dimuat di harian Kompas edisi Minggu, 12 Agustus 2007, bakal keliatan kalo kartunis pun cukup gerah dengan kondisi persinetronan. Dalam sketasa itu digambarkan ibunya Timun yang protes melihat perubahan yang drastis pada diri anaknya. Sang ibu kuatir melihat Timun yang semakin trendi tapi norak dan kampungan, bersikap berlebih-lebihan dan tidak logis, mengada-ada, serta bergelut dengan dunia khayalan dibanding realita. Akhirnya Timun menjawab kekuatiran ibunya dengan berkata, "Berarti aku udah cocok jadi artis sinetron?!". hehehe..

KEKUATIRAN KAMI
Pada paragraf ini saya akan mengganti kata 'saya' dengan 'kami' sebagai kata ganti saya dan istri. Hal ini terkait dengan lahirnya anak pertama kami dan kami sama-sama kuatir akan pengaruh buruk tipi pada anak kami. Kebetulan kami sama-sama mempunyai keponakan usia TK yang doyan nonton tipi. Hasilnya sungguh luar biasa! Mereka pandai menirukan ucapan dan tindakan bintang-bintang sinetron. Kalimat-kalimat cacian, makian, bahkan ungkapan cinta pun seringkali terlontar. Terlepas siapa yang salah dalam hal ini, kami sepakat bahwa tipi-lah yang menjadikannya seperti itu. Lho, kenapa ortunya ga ngawasin? Saya kan udah bilang, terlepas siapa yang salah, saya dan istri udah sepakat kalo tipi-lah sang tertuduh.

SOLUSI
Itulah masalahnya. Kami belum menemukan solusi yang pas. Opsinya selalu memilih antara menyediakan tipi plus pengawasan ketat, karena kami juga butuh tipi, atau mengenyahkan tipi. Tapi dengan seiring berjalannya waktu, kami mulai menemukan solusi dan mempelajari solusi yang lumayan bagus. Ya, itulah. Kami sepakat lebih fokus menemani anak bermain daripada menemani mereka menonton tipi...

HATI-HATI DENGAN TIPI

Selasa, Juli 31, 2007

Ketika harus ke Kupang


Saya teringat ketika pada pertengahan September 2005, saya mendapat SK penempatan ke Kupang. Dalam SK itu tercantum bahwa saya harus sudah berada di Kupang tanggal 28 November. Meskipun di satu sisi kaget, tapi sisi lain udah saya siapin dengan segudang rencana. Salah satunya menikah....hihihi...kata menikah saya tulis dengan huruf warna merah muda. centil ya?iya sih...menandakan hati saya yang sedang berbunga-bunga saat itu.
Akhirnya saya menikah pada tanggal 9 November 2005 (episode pernikahan akan disampaikan pada edisi berikutnya). Saya pun pergi ke Kupang tanggal 27 November 2005 menggunakan pesawat Lion Air (pertama kali naik pesawat nih...).

Anakku


Alhamdulilahirabbil'alamin
Telah lahir putra pertama kami pada hari Selasa, 22 Mei 2007 M/5 Jumadil Ula 1428 jam 12.45 WIB H di RSU Sumedang.Kami memberi nama Faza Fauzan Azhima, yang kami ambil dari penggalan ayat pada al-Quran surat al-Ahzab ayat 71 (33:71). Semoga dia bisa menjadi sumber inspirasi bagi kemenangan besar yang insya Allah akan diraih oleh orang-orang yang taat pada Allah dan Rasul-Nya.